Seni Pop Art asli INDONESIA


Mungkin bagi om, tante, atau kakak – kakak yang pernah muda di era tahun ’80-an pasti kenal dengan “LUPUS,” tokoh fiksi karangan Hilman Hariwijaya, salah seorang penulis ternama pada masa itu. Pada awal kemunculannya, Lupus adalah sebuah cerpen yang ditulis Hilman untuk majalah Hai di tahun 1986.
Sempat terpikirkah bagi anda pelaku seni atau khususnya desainer tentang siapa sebenarnya sang illustrator yang jarang sekali diperkenalkan peranannya dalam pembuatan karakter yang telah menghadirkan Lupus secara visual ke pembacanya. Beliau adalah seorang Bapak Illustrasi Indonesia yang telah banyak berkontribusi dalam melahirkan karya – karya seni, antara lain seni rupa, ilustrasi, hingga melahirkan seni pop art yang asli cap Indonesia. Adalah “Wedha Abdul Rasyid,”yang juga seorang illustrator majalah remaja hai yang pada masa itu banyak mengerjakan potret para tokoh dunia dari segala latar belakang : tokoh politik, musisi, seniman, sampai tokoh-tokoh fiktif.
Image
meskipun pengerjaanya masih manual (non computerize), Wedha mampu memunculkan warna seni modern pada setiap karya – karyanya,  hingga berkembang ke arah seni pop art yang notaben-nya pengerjaan karya seni ini banyak dikerjakan dengan menggunakan komputer, dan beliau telah melakukan sebelum adanya perangkat canggih tersebut.
Berbicara tentang Pop Art, mungkin bagi anda yang sudah mendalami ilmu seni atau desain khususnya telah mengerti, dan mungkin selalu saja identik dengan nama “Andy Warhol,” ialah seorang pelaku pop art tempo dulu.Bila anda belum pernah mendengar WPAP, mungkin akan dengan begitu cepat anda mencari contoh karya WPAP, dengan cara googling. Namun tunggu dulu, tulisan ini akan mengorek sedikit mengenai definisi tentang pop art asli Indonesia ini, dengan segala ketentuannya. WPAP adalah merupakan salah satu seni pop art yang berbasis tracing (menjiplak) foto untuk kemudian dibuat bidang – bidang yang tidak memakai kurva (garis lengkung). Menurut Wedha (founder) Bidang-bidang tersebut selanjutnya diberi warna solid yang dipilih berdasarkan gelap terangnya kelompok warna. Gelap terangnya warna itu yang akan membentuk perbedaan ruang atau dimensi.
Pada awal kemunculanya oleh Wedha memberikan nama Foto Marak Berkotak (FMB) pada karya seni pop art ini, hingga kemudian berkembangnya teori pengharaman skin tone dan juga garis lengkung / kurva, karya seni ini diberi nama WPAP, atau merupakan kepanjangan dari Wedha’s Pop Art Portrait.
Pada awal kemunculanya, Wedha memberikan nama Foto Marak Berkotak (FMB) untuk karya seni pop art ini. Sejak bernama FMB sampai kemudian berubah menjadi WPAP, sudah berlaku ketentuan – ketentuan khusus, antara lain tidak adanya bidang yang terbentuk oleh garis lengkung / kurva. Pewarnaan menggunakan warna solid, tanpa gradasi. Juga tidak adanya scheme warna asli kulit manusia / skintone.
Image
Pada awal kemunculanya WPAP tersebut dibuat non-computerize
tetapi tetap menggunakan paham paham garis lurus dan tegas.
Pertengahan tahun 1990, Wedha tengah memulai style baru untuk seni illustrasi gambar wajah. Hal ini menurutnya dikarenakan penurunan daya penglihatannya di usia yang telah mencapai 40 tahun sehingga ia sulit menggambar wajah dalam bentuk yang realistis dan detail. Wedha kemudian mencoba illustrasi bergaya kubisme untuk gambarnya. Gaya ini kemudian tumbuh dan semakin populer sebagai bagian dari gaya popart bahkan hingga dengan saat ini. Gaya illustrasi ini disebut Wedha’s Pop Art Potrait (WPAP), bahkan ada yang menyebutnya sebagai aliran Wedhaism.
 
Dunia maya mempunyai peran dan magnitude yang berarti dalam penyebaran seni WPAP. Hal ini terbukti ketika Wedha merambah ke jejaring sosial Facebook untuk mempromosikan seni WPAP, melalui perangkat inilah Wedha menyebarkan virus – virus seni pop art-nya
Dari Facebook, seni tersebut berkembang ke blog maupun website. Dari situlah anggota fanatik WPAP merambah ke pelosok Tanah Air, dari yang mulai hanya iseng – iseng belaka, hingga addict dan berani menunjukan eksistensinya dalam penyebaran seni pop art Wedha ini.
 
Bila menyinggung mengenai rasa nasionalisme, tentang kebanggaan akan budaya hasil karya cipta anak negeri, WPAP adalah merupakan salah satu representasinya dalam bidang seni. Baik Wedha maupun komunitasnya ingin agar WPAP bisa diakui sebagai karya pop art asli Indonesia. Sebab dari sisi seni, Indonesia masih sangat ‘dijajah’ bangsa luar, contoh saja seni painting Manga dari Jepang, mungkin saja brand-nya dari Jepang, tapi apakah anda tahu bahwa banyak sekali anak – anak muda Indonesia yang sebenarnya terlibat dan berperan besar dalam produksinya, untuk itu tidakah kita jauh lebih menjunjung tinggi karya anak bangsa agar menjadi influence dan mendapatkan pengakuan dari Dunia, bahwa WPAP merupakan seni pop art asli Indonesia.

Berikut merupakan karya – karya Wedha A. Rasyid
:Image
Image
ImageImageImageImageImageImageImageImage

1 komentar:

  1. artikel nya bagus mas ,
    sangat membantu saya menyusun tulisan..
    kalau boleh, bisa saya tau daftar pustaka/sumber nya ?
    terimakasih banyak :D

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Ricky Rahmad

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger